Dear Velma,
Maaf, ya….
Bukan maksud
Mama untuk jadi ibu yang cerewet. Tapi ciyuuuussss…. setiap kali jemput kamu pulang sekolah dan
melihat bekal air minummu masih tersisa lebih dari separuh (bahkan kadang-kadang
justru masih utuh), rasanya Mama memang jadi pingin ngomel-ngomel >_<
Kenapa sih bekal air putih dari Mama jarang
diminum sampai habis?
Lalu selama di sekolah Velma minum apa?
Kok bisa sampai lupa minum? Memangnya kamu nggak
ngerasa haus?
Mama kan
sudah sering bilang…
Di sekolah,
Velma boleh jajan jus buah, es cendol, ataupun milkshake seperti teman-teman. Mama juga ngerti kok kalau habis
lari-lari atau olahraga, kita memang cenderung nyari minuman yang dingin-dingin
biar badan langsung terasa nyessss… kayak disiram air pegunungan.
Beneran. Boleh-boleh aja kok, sayang. Tapi tetap ingat,
bahwa segala macam minuman selain air putih itu sifatnya cuma selingan. Untuk memuaskan keinginan, bukan memenuhi
kebutuhan. Tetap luangkan diri untuk minum air putih. Bahkan kalau bisa,
usahakan untuk minum meskipun kamu belum merasa haus.
Mau tahu alasannya kenapa?
Coba raba
tubuh kita. Mulai dari kepala, muka, leher, dada, perut, lalu turun ke kaki. Sekilas,
tubuh kita ini “terbuat” dari benda padat dan “keras”. Namun sesungguhnya, sebagian besar tubuh kita
terdiri dari air. Komposisi air di dalam tubuh manusia jumlahnya lebih dari 60
persen. Pada bayi dan anak-anak seperti kamu, kandungan air yang berada di
dalam tubuh justru lebih banyak daripada orang dewasa seperti Mama, yakni 80
persen. Itu artinya, di semua bagian tubuh kita ada airnya.
beearawfoodie.blogspot.com |
Meskipun
begitu, bukan berarti tubuh kita berisi air seperti akuarium, lho. Air menempati
dua bagian di dalam tubuh kita. Pertama, di dalam sel. Kedua, di dalam cairan tubuh
seperti darah, cairan mata, cairan otak, cairan hidung, cairan pada saluran
pencernaan, dan cairan ketuban.
Nah, karena
semua organ di dalam tubuh kita tersusun atas kumpulan sel, maka organ-organ seperti otak, ginjal, paru-paru,
dan teman-temannya itu juga sebagian besar berupa air. Oleh sebab itu, seluruh
rangkaian sistem di dalam tubuh kita akan bekerja dengan baik jika kebutuhan
air tercukupi.
Ibarat mobil atau motor yang membutuhkan bensin, tubuh kita memerlukan air sebagai bahan bakar. Tubuh kita menggunakan air untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, mengangkut oksigen, serta menyalurkan bahan makanan ke seluruh bagian tubuh. Tubuh juga membutuhkan air untuk mencerna makanan. Selain itu, air juga berperan mengatur suhu tubuh, menjaga supaya darah tidak mengental, melindungi organ-organ terhadap guncangan, juga melumasi tulang dan persendian supaya tidak mudah patah.
Air bukan sekadar memegang peran kunci bagi
kesehatan.
Air merupakan syarat berlangsungnya hidup.
Bila kurang
minum,
Tubuh akan
memberi semacam alarm peringatan berupa rasa haus, bibir terasa kering, dan
selanjutnya muncul sakit kepala, pusing, atau perasaan lemah. Tubuh terasa
pegal, persendian terasa kaku atau ngilu. Apabila peringatan ini masih saja
diabaikan, organ-organ tubuh mengalami kekurangan cairan. Persis seperti mobil
atau motor yang kehabisan bensin, organ tubuh bisa mogok dan akhirnya
menimbulkan kematian.
Velma ingat
nggak…
Kamu bilang,
demam itu rasanya seperti ada kompor di dalam badan. Panas, serba nggak nyaman.
Itu sebabnya, Mama menggunakan air untuk mengompres dahimu. Mama juga memintamu
minum air putih banyak-banyak. Air yang Mama kompreskan ke dahimu, dan air yang
kamu minum itu, perannya seperti menyiram kompor dari luar dan dalam.
Alhamdulillah, tak lama kemudian suhu tubuhmu berangsur turun dan normal
kembali.
Velma perhatiin
juga, nggak. Setiap kali kurang minum, kita cenderung bernapas pendek dan lebih
gampang uring-uringan? Saat kekurangan air, tubuh kita akan memerintahkan otak
untuk menyempitkan saluran pernapasan. Sebenarnya, tubuh bermaksud baik, yaitu
supaya kebutuhan air bisa lebih dihemat. Namun efeknya, kita menjadi lebih
sulit bernapas. Itu sebabnya, napas kita jadi ngos-ngosan. Ketika kebutuhan air sudah tercukupi dengan banyak
minum air putih, saluran pernapasan akan kembali melebar. Dada tidak terasa
sesak dan kita bisa mengambil napas lebih panjang.
Sama seperti
Velma saat kelaparan dan kehausan, organ-organ di dalam tubuh kita pun akan
lemas saat kekurangan cairan. Tentara-tentara keamanan tidak bisa bekerja
dengan baik. Akibatnya, kekebalan tubuh ikut menurun. Kita jadi lebih rentan
terhadap serangan bakteri, virus, dan ancaman lainnya.
Kecukupan
air juga menentukan tersedianya elektrolit di tubuh kita. Elektrolit, adalah
semacam listrik yang membuat tubuh kita berenergi. Energi itulah yang kita
pakai untuk tumbuh, berkembang, dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Jadi, kalau
semakin hari kamu bertambah tinggi,
baju-baju lamamu semakin sesak, kamu bisa lompat tali atau perosotan di
sekolah, mengingat-ingat pelajaran ataupun daftar belanjaan titipan Mama, itu
karena jasa air juga ;)
Kok perannya mirip bahan makanan, sih?
Memang iya. Air
sebenarnya merupakan bagian dari zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral yang jumlahnya sama-sama wajib tercukupi. Dalam pedoman
Gizi Seimbang yang Mama pelajari, komposisi zat gizi yang kita butuhkan setiap
hari digambarkan dengan sebuah tumpeng, bernama Tumpeng Gizi Seimbang (TGS).
http://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbang |
Yuk, kita perhatiin bareng. Tumpeng tersebut
terdiri atas beberapa potongan; satu potongan besar, dua potongan sedang, dua
potongan kecil, dan di puncak terdapat potongan berukuran paling kecil. Besar
potongan tumpeng menunjukkan porsi makanan yang harus kita konsumsi setiap
hari.
Nah, di
dalam tumpeng itu, potongan terbesarnya ditempati oleh air putih. Itu berarti,
air putih merupakan merupakan bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi
kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Lalu kenapa air putih?
Kok bukan
teh, sirup, atau es cendol? Kan sama-sama air?
Soalnya,
tidak ada satu cairan pun yang komponennya mampu menyamai air putih. Tubuh
memerlukan air putih karena sifat-sifatnya yang mudah diterima oleh sel. Selain
itu, air putih juga tidak mengandung zat-zat seperti gula, kafein, pewarna,
pemanis, dan lain sebagainya, yang direspon tubuh dengan cara lain. Inilah
alasannya, walau Velma sudah minum dua gelas es cendol, Mama tetap
mengingatkanmu untuk minum air putih :’)
Untuk
mencukupi kebutuhan air dalam sehari, pada umumnya kita perlu minum air putih sedikitnya
2 liter. Jumlah tersebut setara dengan 8 gelas, 4 botol Aqua ukuran sedang,
atau 4 botol tumblr yang biasa kamu bawa ke sekolah.
Meskipun demikian, setiap orang bisa saja
memiliki kebutuhan air putih yang berbeda-beda. Semakin banyak mengonsumsi
makanan berserat atau yang mengandung protein, kita perlu minum air putih lebih
banyak. Demikian pula saat kita usai melakukan aktivitas yang menguras keringat
seperti olahraga atau main lari-larian, sedang berada di dalam ruangan ber-AC,
atau demam.
Terus gimana cara mengetahui kita sudah cukup minum atau belum?
Gampang. Mama
punya rumus mengamati warna air pipis:
“Semakin kuning dan berbau pesing, artinya
tubuh semakin membutuhkan banyak air putih. Semakin banyak minum air putih, warna
pipismu akan semakin jernih”
engcreative.wordpress.com |
Pada
pengalaman Mama, sih… biasanya air pipis yang jernih itu bisa dicapai manakala
Mama minum air putih sebanyak 1 hingga 2 gelas setiap beberapa jam sekali,
sepanjang hari. Tapi, rumus ini tidak berlaku apabila Mama mengonsumsi makanan
atau minuman yang mempengaruhi warna air pipis, seperti suplemen vitamin C.
Menurut dokter Mama, rumus ini juga tidak bisa digunakan oleh orang-orang yang
sudah lanjut usia dan yang sedang sakit ginjal, karena jumlah air yang mereka
minum perlu disesuaikan dengan kondisinya.
Velma sayang,
Mudah-mudahan
curhat Mama kali ini bisa membuatmu paham (dan maklum, hehe), mengapa Mama
sering bawel soal minum air putih.
Oya, Mama
punya film bagus tentang makna air bagi kehidupan penyu, binatang kesayanganmu.
Judulnya Song for Tukik. Kita berdoa sama-sama ya, semoga suatu waktu kita bisa
pergi menemui mereka secara langsung, dengan berlibur ke sana.
Ini videonya:
Love, Mama
REFERENSI:
http://en.wikipedia.org/wiki/Body_water
http://www.mayoclinic.com/health/water/NU00283
Batmanghelidj,
F. Water: for health, for healing , for
life. New York: Warner Books Inc: 2003